Blogger templates

Selasa, 26 April 2011

Partisipasi merayakan Hari Kartini 2011

 Kreativitas  Kartini KKP wilker Bandara Supadio dalam rangka merayakan Hari Kartini 2011.














Kamis, 21 April 2011

Tindak lanjut kegiatan pengendalian penyakit bersumber vektor (nyamuk)



KKP kelas II Pontianak Wilker Bandara Supadio telah melakukan abatisasi dan fogging di daerah perimeter dan buffer yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengendalian penyakit bersumber vektor (nyamuk). Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan angka indeks jentik dan memberantas nyamuk dewasa.

SURVEY PENGENDALIAN TIKUS DAN PINJAL

Tikus mempunyai peranan dalam penyebaran penyakit tular rodensia terutama penyakit pes yang menjadi hospes perantara dari pinjal sebagai vektor penyebab penyakit pes. Kegiatan  survey pengendalian  vektor pes bertujuan untuk mengetahui kondisi kepadatan tikus dan pinjal guna upaya pemberantasan dan pengendaliannya di Bandara Supadio.Survey tikus dilakukan dengan cara memasang perangkap di daerah perimeter dan daerah buffer kemudian tikus disisir
untuk mendapatkan pinjal. Hasil Kegiatan yang dilakukan pada triwulan pertama, ditemukan (lihat pada grafik 1)
Grafik 1.
 Tidak ditemukan pinjal sebagai ektoparasit pada tubuh tikus. Meskipun indeks pinjal tidak ditemukan pada tikus yang tertangkap, sistem kewaspadaan perlu dilaksanakan secara konsisten dalam upaya kewaspadaan terhadap penularan penyakit pes di wilayah kerja Bandara Supadio, sehingga dapat segera dilakukan upaya pengendalian terhadap   
populasi tikus dan pinjal.






 
  





 

Selasa, 19 April 2011

Dukungan Do'a dari KKP Kelas II Pontianak Wilker Bandara Supadio

Kami keluarga besar KKP Kelas II Pontianak Wilker Bandara Supadio
Mengucapkan selamat menempuh
hidup baru kepada Mas Ale dan Istri,
Putra dari Bapak Sesditjen PP&PL Kemenkes RI
Semoga menjadi pasangan suami istri yang selalu...................
saling mencintai dikala dekat,
saling menjaga kehormatan dikala jauh,
saling menghibur dikala duka,
saling mengingatkan dikala bahagia,
saling mendo'akan dalam ketaqwaan
saling menguatkan dalam peribadatan,
amin...........................

Selasa, 12 April 2011

Pengendalian Penyakit bersumber Vektor (nyamuk) di bandara Supadio

Salah satu tugas pokok dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dalam mencegah masuk-keluarnya penyakit dari atau ke luar negeri adalah melalui Pengendalian Resiko Lingkungan (PRL) di Bandara dan alat transportasi. Upaya ini dilakukan untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit serta meminimalisasi dampak resiko lingkungan terhadap masyarakat. Usaha-usaha pengendalian PRL di Bandara meliputi sanitasi lingkungan dan pemberantasan vektor dan binatang penular penyakit. Salah satu kegiatan dalam pemberantasan vektor yaitu pengendalian nyamuk yang meliputi survey jentik dan nyamuk dewasa, identifikasi jentik dan nyamuk dewasa, pemberantasan jentik dan nyamuk dewasa, diseminasi informasi hasil pengendalian.
Daerah Bandar udara yang harus bebas dari infestasi A.aegypty yaitu: : daerah di dalam lingkungan perimeter Bandar udara, yakni suatu lingkungan dimana terdapat bangunan-bangunan untuk kegiatan penerbangan (gedung-gedung terminal dan transit, gudang) dan tempat parkir pesawat terbang.Untuk mempertahankan agar daerah di dalam perimeter bebas A.aegypti maka perlu diadakan usaha-usaha pengendalian secara aktif di daerah perimeter dan daerah buffer (protective area) di sekitar perimeter sejauh sekurang-kurangnya 400 m. Di daerah tersebut indeks A.aegypti (House Index) harus dipertahankan hingga < 1%.
Adapun kegiatan survey yang dilakukan di Bandara Supadio meliputi :
a.      Survey jentik nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan cara sebagai berikut :
-         Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya jentik.
-         Untuk memeriksa TPA yang berukuran besar, 
seperti: bak mandi, tempayan, drum dan bak 
penampungan air lainnya.Jika pada pandangan 
(penglihatan) pertama tidak menemukan jentik, 
tunggu kira-kira 1 menit untuk memastikan bahwa
benar jentik tidak ada.
            -    Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan
                  yang kecil, seperti: vas bunga atau pot tanaman
                  air atau botol yang airnya keruh, seringkali
                  airnya perlu dipindahkan ke tempat lain.
            -    Untuk memeriksa jentik di tempat yang 
                  agak gelap,  atau airnya keruh menggunakan senter.

       b. Metode Survey
      b.1 Metode survey jentik dilakukan dengan cara :
   -   Single larva: Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat genangan air yang ditemukan 
jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut

  
-     Visual: Cara ini dilakukan dengan melihat ada atau
    tidaknya jentik di setiap genangan air tanpa 
    mengambil jentiknya.

b.2.Metode survey nyamuk dewasa   dilakukan dengan cara :
-     Penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding
dengan menggunakan aspirator
-     Bila tertangkap didentifikasi dengan mikroskop
untuk menentukan jenis nyamuk.














Hasil Kegiatan
Bulan
Daerah
Temuan dan Jlh
HI
CI
Januari
Perrimeter
Cullex (3)



Buffer
Aedes Aegypty (2)
2,1 %
0,3 %
Pebruari
Perrimeter
Aedes Aegypty (1)
Culex (2)
3,45 %
0,93%

Buffer
Aedes Aegypty (2)
Ae.Albopictus (1)
Culex (5)
2,1%
0,3 %
Maret
Perrimeter
Aedes Aegypty (1)
Culex (2)
3,7 %
0,8 %

Buffer
Ae. Aegypty ( 2)
 Culex ( 2)
1,05 %
0,15 %

     Tindak  Lanjut 
-   Abatisasi
-   Fogging
-   Penyuluhan untuk masyarakat melakukan PSN melalui 3 M (menguras, menutup, mengubur)
-   Pembentukan jejaring kerja pengendalian vektor (nyamuk) di wilayah kerja Bandara Supadio

Kamis, 07 April 2011

Screening faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus di wilayah kerja Bandara Supadio


A.      Latar belakang

Menurut WHO, lebih dari 220 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Pada tahun 2004, diperkirakan 3,4 juta orang meninggal dari konsekuensi gula darah tinggi. Lebih dari 80% kematian diabetes terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan WHO memproyeksikan bahwa sejumlah kematian diabetes akan meningkat terus sampai tahun 2030.
Implementasi IHR 2005, memberikan implikasi terhadap tugas pokok dan fungsi KKP menjadi semakin berkembang. Tidak lagi berfokus pada penyakit menular potensial wabah tetapi juga penyakit – penyakit tidak menular juga menjadi perhatian dunia.
Dalam upaya preventif terhadap faktor risiko penyakit Diabetes, KKP Kelas II Pontianak sebagai UPT Kementerian Kesehatan menyelenggarakan screening faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus pada pekerja di Bandara Supadio. Diharapkan kegiatan dapat memberikan informasi kepada pekerja kondisi kesehatannya sehingga penanganan secara dini dapat segera dilakukan.

 

B.   Penyakit Diabetes Mellitus

Apa itu diabetes?

Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia, atau gula darah yang meningkat, adalah efek umum diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan yang serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.

 Diabetes tipe 1
Penyebab diabetes tipe 1 tidak diketahui dan tidak dapat dicegah dengan pengetahuan saat ini. Gejala termasuk ekskresi urin yang berlebihan (poliuria), haus (polidipsia), kelaparan konstan, penurunan berat badan, perubahan visi dan kelelahan. Gejala-gejala ini dapat terjadi tiba-tiba.
                Tipe 2 diabetes
Diabetes tipe 2 meliputi 90% dari penderita diabetes di seluruh dunia, dan sebagian besar merupakan hasil dari kelebihan berat badan dan aktivitas fisik.

 

Apa konsekuensi umum dari diabetes?

Seiring waktu, diabetes bisa merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. 50% dari penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung (terutama penyakit jantung dan stroke). Dikombinasikan dengan berkurangnya aliran darah, neuropati pada kaki meningkatkan kemungkinan ulkus tungkai kaki dan akhirnya amputasi akhirnya. Diabetic retinopathy merupakan penyebab utama kebutaan, dan terjadi sebagai akibat dari kerusakan akumulasi jangka panjang ke pembuluh darah kecil di retina. Setelah 15 tahun diabetes, sekitar 2% dari orang menjadi buta, dan sekitar 10% mengembangkan gangguan penglihatan parah.

Bagaimana Prevention Diabetes?

Langkah-langkah gaya hidup sederhana telah terbukti efektif dalam mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2. Untuk membantu mencegah diabetes tipe 2 dan komplikasinya, orang harus:
  •  mencapai dan menjaga berat badan yang sehat;
  • Secara fisik aktif - setidaknya 30 menit reguler, aktivitas moderat intensitas .Kegiatan lebih banyak dibutuhkan untuk mengendalikan berat badan;
  • Makan makanan yang sehat antara tiga dan lima porsi buah dan sayuran sehari dan mengurangi asupan gula dan lemak jenuh;
  • Menghindari merokok karena meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bagaimana diabetes dapat diketahui secara tepat ?
Diagnosis dini dapat dicapai melalui tes darah yang relatif murah.
   C.  Hasil Kegiatan
Tabel 1
Distribusi jumlah kunjungan pekerja melakukan screening
 faktor risiko Diabetes Melitus berdasarkan Jenis kelamin di wilker Bandara Supadio
No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
43
2
Perempuan
7

Jumlah
50

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah total pekerja yang melakukan screening sebanyak 50 orang, dengan perbandingan 43 ( 86% ) orang laki-laki dan 7 (14 %) orang perempuan.

Tabel 2

Distribusi jumlah kunjungan pekerja melakukan screening
 faktor risiko Diabetes Melitus berdasarkan Umur di wilker Bandara Supadio

No
Umur (Th)
Jumlah
1
Laki-laki


a.      25 – 35
2

b.      3 6 – 45
18

c.       46 - 55
23
2
Perempuan


a.      25 – 35
1

b.      3 6 – 45
2

c.       46 - 55
4
Berdasarkan data diatas didapatkan distribusi terbanyak pada umur 46-55 tahun dengan responden laki-laki 23 orang dan perempuan 4 orang.

Grafik 1
Distribusi Body Mass Index terhadap Jenis Kelamin 
pekerja di wilayah kerja Bandara Supadio


Berdasarkan data disamping bahwa responden dengan BMI normal sebesar 26  %  (13 orang ) yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Sedangkan responden obesitas sebesar 74 % yang terdiri dari 32 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.


Grafik 2
Distribusi tekanan darah berdasarkan jenis kelamin pekerja
 di wilker Bandara Supadio
     Berdasarkan data di samping bahwa responden dengan Tekanan darah normal sebesar 40 %  (20 orang ) yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 7  orang perempuan. Sedangkan responden dengan tekanan darah > 140  sebesar 60 % yang terdiri dari 30 orang laki-laki.

 


Grafik 3

Distribusi pemeriksaan gula darah sewaktu berdasarkan

jenis  kelamin pekerja di wilker Bandara Supadio

Berdasarkan data di samping bahwa responden dengan gula darah normal sebesar 94 %  (47 orang ) yang terdiri dari 41 orang laki-laki dan 6  orang perempuan. Sedangkan responden dengan gula darah > 200  sebesar 6 % yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

D.     Tindak Lanjut

Kantor Kesehatan Pelabuhasebagai port health authority akan melakukan:

-     Sosialisasi tanda dan gejala kasus faktor-faktor risiko penyakit Diabetes Mellitus kepada pekerja di wilker Bandara Supadio

-    Pekerja di lingkungan Bandara Supadio disarankan untuk lebih aktif berolahraga dan menjaga gaya hidup sehat.

-    Pekerja yang mempunyai gula darah sewaktu dianjurkan memeriksakan diri   secara berkala.

-     Meningkatkan pelayanan penyuluhan tentang penyakit tidak menular umumnya.



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger